Batusangkar, FUAD UIN Mahmud Yunus Batusangkar menggelar kajian ilmiah perdana dengan menghadirkan narasumber Profesor Delmus Puneri Salim, S.Ag., M.A., M.Res., Ph.D., yang juga merupakan Rektor UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Rabu (04/12/2024). Profesor Delmus mengetengahkan artikel hasil penelitiannya tentang pengaruh politik Islam terhadap perilaku memilih (voting behavior) di sejumlah provinsi mayoritas Muslim dan provinsi minoritas Muslim. Artikel yang dipresentasikan berjudul The Islamic political supports and voting behaviors in majority and minority Muslim provinces in Indonesia, yang dimuat dalam jurnal terindeks Scopus IJIMS.
Hadir dalam kajian ilmiah ini Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar Dr. Risman Bustaman, M.Ag, Wakil Dekan 1 FUAD Dr Fadriati, M.Ag, Wakil Dekan 2 FUAD Dr. Inong Satriadi, M.A. Wakil Dekan 3 FUAD Dr. Yanti Mulia Roza, M.A, serta dosen dan mahasiswa FUAD yang memenuhi ruang Aula FUAD. Kajian ini dibuka oleh Dekan FUAD Dr. Risman Bustaman, M.Ag. Dalam sambutannya, Dekan Risman menyatakan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada narasumber dan panitia, yang telah sukses menyiapkan kegiatan ilmiah secara tatap muka sekaligus daring. Diskusi ilmiah ini dipimpin oleh moderator dosen Program Studi Pemikiran Politik Islam FUAD Mahmuda, MA, yang pandai berpantun dan membuat hidup suasana diskusi ilmiah.
Dalam paparannya, Profesor Delmus menjelaskan temuan penelitiannya terkait hubungan politik Islam dan voting behavior (perilaku memilih) pada pilpres 2014 dan 2019 di sejumlah provinsi mayoritas Muslim dan sejumlah daerah minoritas Muslim. Pada Pilpres 2014, calon presiden Prabowo Subianto tidak mengusung politik Islam, sedangkan pada Pilpres 2019 Prabowo mengusung gerakan politik Islam. Di sejumlah wilayah berbasis mayoritas Muslim, pada Pilpres 2019 perolehan suara Prabowo meningkat tajam dibanding Pilpres 2014. Misalnya, di Aceh suara Prabowo meningkat 32 persen dari 54 persen (2014) menjadi 85 persen (2019); di Kalimantan Selatan meningkat 14 persen dari 50 persen (2014) menjadi 64 persen (2019); di Sumatera Barat meningkat 9 persen dari 76 persen (2014) menjadi 86 persen (2019).
Sementara di sejumlah wilayah minoritas Muslim, perolehan suara Prabowo pada Pilpres 2019 turun drastis, misalnya di Sulawesi Utara merosot sebanyak 24 persen dari 46 persen (2014) menjadi hanya 22 persen (2019); di NTT melorot sebanyak 23 persen dari 34 persen (2014) menjadi hanya 11 persen (2019); di Bali turun sebanyak 20 persen dari 28 persen (2014) menjadi hanya 8 persen (2019). Tampak bahwa angka penurunan suara Prabowo pada Pilpres 2019 di wilayah minoritas Muslim jauh lebih besar dibanding angka peningkatan suaranya di sejumlah wilayah mayoritas Muslim. Rektor Delmus mengungkapkan, data ini menunjukkan bahwa semakin kuat dukungan politik Islam terhadap kandidat presiden yang mengusung politik Islam di sejumlah provinsi mayoritas Muslim, semakin besar penolakan terhadap kandidat itu di sejumlah provinsi minoritas Muslim.
Paparan Rektor Delmus tampak memancing diskusi yang hidup dan ramai. Temuannya terkait politik Islam dan voting behavior dengan perspektif perbandingan ini mengundang banyak pertanyaan dan komentar dari peserta diskusi. Dalam kesempatan ini, Prof Delmus tidak hanya menjawab banyak pertanyaan tapi juga menekankan pentingnya konsep yang terukur dan data yang jelas untuk keperluan penulisan artikel ilmiah (cr).